E-learning: Konten Yang Berkaitan Dengan Pembelajaran

    E-learning adalah pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Allen, 2013). E-learning merupakan proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010). 

    Menurut wiliam dengan metode e-learning (Online course content) memberikan kemudahan dan kelancaran proses belajar-mengajar baik bagi mahasiswa maupun dosen (Williams & Stacey C S, 2007). Dengan metode e-learning, dosen dapat meningkatkan materi perkuliahan berbasis elearning yang disampaikan melalui media elektronik komputer mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Pembelajaran dengan system e-learning, dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi mata kuliah karena mahasiswa dapat belajar secara mandiri kapan saja diluar perkuliahan. Selain itu dengan diimplementasikannya e-learning dosen tidak perlu memberikan materi secara berulang-ulang karena materi sudah disajikan melalui program multimedia.

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari peserta didik atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik; meningkatkan kemampuan belajar mandiri peserta didik; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, memperluas daya jangkau proses belajarmengajar dengan menggunakan internet, tidak terbatas pada ruang dan waktu. 

    Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan peserta didik dan penyimpanan data kemajuan peserta didik. Materi dari proses pembelajaran dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts). Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli pemasaran menunjukkan bagaimana caranya melakukan penataan produk dalam suatu retail. Dengan animasi 3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana langkah-langkah penyusunan dengan benar dalam menerapkan strategi penyusunan produk untuk berbagai macam jenis produk yang berbeda. 

    Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning, perlu di formulasikan strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning seperti disampaikan Empy (2005) berguna untuk:

(1) memperjelas tujuan pelatihan atau pendidikan yang ingin dicapai 

(2) mengetahui sumber daya yang dibutuhkan 

(3) membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang sama. 

(4) mengetahui pengukuran keberhasilan. 

    Strategi e-learning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Analisis, factor-faktor yang perlu dianalisis diantaranya kebutuhan organisasi dalam melihat keadaan sekarang dan keberadaan e-learning dalam memberikan dampak positif. Selain kebutuhan organisasi juga perlu dianalisis tentang infrastruktur organisasi terhadap pelaksanaan penggunaan e-learning. Perencanaan, aspek perencanaan yang harus ditinjau yaitu network, learning management system, materi dan manajemen pengelolaan. Pelaksanaan, tahap ini memerlukan keahlian project management yang baik untuk memastikan koordinasi dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari tujuan dan strategi. Evaluasi, setelah melaksanakan rencana penerapan e-learning, selanjutnya menilai keberhasilan program. 

    Proses pembelajaran secara online dapat diselenggarakan dalam berbagai cara berikut 

(1) Proses pembelajaran secara konvensional (lebih banyak face to face meeting) dengan tambahan pembelajaran melalui media interaktif komputer melalui internet atau menggunakan grafik interaktif komputer. 

(2) Dengan metode campuran, yakni sebagian besar proses pembelajaran dilakukan melalui komputer, namun tetap juga memerlukan face to face-meeting untuk kepentingan tutorial atau mendiskusikan bahan ajar. 

(3) Metode pembelajaran yang secara keseluruhan hanya dilakukan secara online, metode ini sama sekali tidak ditemukan face to face meeting 

    Model pembelajaran yang dikembangkan melalui e-learning menekankan pada resource based learning, yang juga dikenal dengan learner-centered learning. Dengan model ini, peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing (melalui personal computer di rumah masing-masing atau di kantor). Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalah tingkat kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknik komunikasi mereka yang menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Dengan model ini, komunikasi antar peserta didik dengan staf pengajar berlangsung secara bersamaan atau sendiri-sendiri melalui dukungan jaringan komputer. 

    Model pembelajaran berbasis teknologi informasi dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah, keempat komponen itu ialah 

(1) Peserta didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.

(2) Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 

(3) Tersedianya infrastruktur yang memadai. 

(4) Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.

    Dalam aplikasi e-learning, bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk menguasai keahlian tertentu, namun seorang pendidik juga dituntut memiliki beberapa kompetensi yang harus ia miliki agar program e-learning yang dijalankannya bisa berjalan dengan baik. 

    Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning, yaitu: 

(1) Kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. 

(2) Penguasaan teknologi dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas. 

(3) Penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

    Beberapa hal perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning digital classroom adalah pendidik menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan peserta didik dan mengukur kemajuan belajarnya, peserta didik mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multimedia. Dengan mencermati perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa komponen penting yang perlu disiapkan dalam mengembangkan program e-learning maka program e-learning bukanlah suatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan.




DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/download/3438/2696/

https://e-journal.unair.ac.id/JISEBI/article/view/1399


Komentar